Hibar.id– Hampir dua bulan yang lalu, publik Kuningan dihebohkan dengan pemberitaan dari berbagai media yang mengungkapkan salah satu anggota DPRD Kuningan yang digrebeg karena kepergok sedang berduaan di kamar salah satu warga.
Akibat hal tersebut, sang “Wakil Rakyat” tersebut melayangkan surat kejadian kejadian dirinya dengan kesadaran sendiri dari lubuk hati yang paling dalam, memohon maaf yang sebesar-besarnya. kepada keluarga tercinta, Keluarga Besar dan jajaran pengurus Partainya, jajaran DPRD Kuningan serta masyarakat pada umumnya.
Hal ini disampaikan oleh para petinggi Partainya di depan awak media saat jumpa pers terkait hal ini..
Namun sudah hampir dua bulan sejak pengajuan pengunduran diri ini, publik Kuningan masih menunggu keseriusan sang Wakil rakyat dan partainya dalam menunda pengunduran dirinya ini, karena sampai saat ini Ketua DPRD sekalipun belum menerima keputusan sang Wakil Rakyat tersebut, baik dari Partainya ataupun dari sang Wakil Rakyat tersebut.
Dalam hal ini, Penulis tidak sedang memvonis “Benar atau salah”, kejadian yang melatarbelakangi pengunduran diri dari dirinya sang “Wakil Rakyat”, namun yang digaris tebal dalam hal ini oleh Penulis adalah ketidakmampuan dan ketidakkseriusan sang “Wakil Rakyat” dalam memperjuangkan surat/aspirasi utuk dirinya sendiri.
Melihat hal ini, tentunya kita bisa menggambarkan, bagaimana wakil rakyat ini memperjuangkan aspirasi rakyat yang menjadi perhatian serius sebagai rakyat saat aspirasi dirinya untuk sendiri pun tidak bisa berjuang dengan maksimal oleh dirinya sendiri, jauh dari kata aspirasi dan perjuangan masyarakat.
Sekali lagi, Penulis tidak akan masuk kedalam”benar atau salah” terkait kejadian yang menimpa sang Wakil Rayat tersebut. Namun Penulis hanya menggarisbawahi dengan tebal keseriusan sang Wakil Rakyat dan Partainya dalam menunda pengunduran diri ini.
Publik menuggu proses dari pengunduran diri secara “gagah: diumumkan:” oleh Partainya dihadapan media. Jikalau sang Wakil Rakyat merasa mengundurkan diri harus adalah suatu kesalahan sikap, tentu saja gagah seperti saat mengirimkan surat pengunduran diri dengan mengirimkan surat pengunduran diri surat pengunduran dirinya dengan menggelar jumpa pers yang sama, dengan alasan tertentu tentunya.
Penulis juga mengkritisi Partai tempat sang Wakil Rakyat bernaung, jika “dengan gagah” bisa mengumpulkan awak media terkait pengunduran diri anggotanya menjadi wakil rakyat, jikapun pengunduran diri tersebut ditolak atau dibatalkan oleh Partai, Partai siudah seharusnya mengumpulan kembali awak media untuk mengumumkan kejadian anggotanya yang kepergok berduaan di dalam kamar rumah warga adalah suatu kesalahan yang tidak disengaja.
Jadi lagi poin yang ingin disampaikan oleh Penulis adalah, jelaslah dalam pertemuan, jangan membangun persepsi publik bahwa seolah-olah penundaan diri ini adalah suatu langkah yang hanya bertujuan untuk melihat publik yang ingin mengetahui tindakan selanjutnya dari kejadian ini.
Saat seorang wakil rakyat tidak mampu memperjuangkan surat/aspirasi untuk dirinya, apalagi untuk aspirasi yang datang dari masyarakat, pula dengan partainya, jika pesta itu berdasarkan agama menganggap hal yang lumrah seorang laki-laki yang beristri berduaan bersama perempuan lain dalam sebuah kamar , jangan pernah berani berbicara moral untuk orang lain dalam hal yang sama.
salam
Penulis : Bengpri
(Tatang Budiman/sumber coretan.id)